Asia

Africa

Contact

Soundslides

Events

Photojournalism

August 2018


enyakit darah beku merupakan suatu penyakit yang di sebabkan oleh darah yang menggumpal dan menyumbat di dalam tubuh. Darah beku umumnya dapat terjadi di bagian tubuh mana saja, seperti otak, pembuluh darah vena, jantung, paru-paru, dan bagian kaki manusia. Pembekuan darah mejadi salah satu penyebab kematian utama di Indonesia. Hal ini disebabkan peyakit pembekuan darah berkaitan dengan stroke dan jantung.
                Stroke dan jantung adalah penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia. Sebesar 80-85 persen stroke adalah stroke iskemik yang di sebabkan oleh trombosis atau pembekuan darah. Sementara, jantung menyumbang 70 persen, yang juga diakibatkan oleh trombosis.
                Secara garis besar thrombosis adalah suatu kondisi terjadinya pembentukan gumpalan-gumpalan darah di dalam pembuluh darah manusia. Sehingga, tak jarang kondisi tersebut menimbulkan masalah dan menjadi sumber penyakit. Trombosis dapat terjadi pada pembuluh darah manapun dan dapat menimbulkan risiko yang fatal apabila menghambat aliran darah menuju ke organ vital.
                Trombosis bisa terjadi akibat gangguan keseimbangan antara faktor koagulan, antikoagulan, dan fibrinolysis.
                Berdasarkan gejalanya, penyakit darah beku ini dibagi menjadi dua jenis, yakni venous thrombo embolism (VTE), yang menyebabkan embolus. Embolus adalah lepasan bekuan darah yang kemudian melayang-layang di pembuluh darah. Dan embolus-embolus inilah yang mejadi ancaman ketika dibawa darah jalan-jalan sampai ke paru-paru sehingga dapat menyebabkan kematian mendadak.
                Sementara itu jenis lainya bernama deep vein thrombosis (DVT) yang merupakan pembekuan pada pembuluh darah vena bagian dalam. DVT umumnya terjadi keluhan pada kaki yang sering pegal-pegal, membengkak, megalami perubahan warna, dan terasa nyeri.
                Beberapa penelitian dari organisasi kesehatan dunia (WHO) mengungkapkan bahwa kejadian pembekuan darah jenis VTE setiap tahunya meningkat sesuai dengan umur. Perbandingannya dengan angka kejadian 1 per 10 ribu hingga 20 ribu populasi di bawah umur  15 tahun. Begitu juga yang terjadi pada kasus usia di atas 80 tahun, meningkat secara eksponsensial sesuai dengan umur tersebut hingga 1 per seribu kasus per tahunya.
                Setiap orang berisiko mengalami VTE maupun DVT. Namun, orang dengan kondisi tertentu memiliki potensial lebih besar menglami VTE. Faktor, risiko VTE sendiri bersifat multifactorial, seperti umur, jenis kelamin, faktor genetik, kebiasaan merokok, kanker, diabetes melitus, dan hipertensi.
                Selain itu, faktor paparan atau pencetus, seperti operasi               , stroke, infeksi paru, infrak jantung, inflamasi, gemar merokok, serta gaya hidup yang tidak sehat juga menjadi faktor penyakit pembekuan darah jenis VTE. Kebiasaan sering berbaring lebih dari tiga hari (economy class syndrome) atau duduk lebih dai delapan jam juga menjadi faktor pemicunya.
                Untuk itu, dalam mencegah dan mengobati penyakit tersebut, dibutuhkan terapi dengan menggunakan teknologi terbaru, seperti terapi antigoakulan. Terapi ini berpotensi mematikan darah yang beku sehingga aliran darah kembali lancer.
                Sebagian besar kasusnya terlambat ditangani. Maka pencegahan sejak dini penting untuk dilakukan. Misalnya, jika terjadi pembengkakan di kaki, sering nyeri, dan sebagian harus segera di konsultasikan ke dokter.
                Sebagian kasus memang dapat dicegah, dengan mencari tahu faktor resiko genetic dan tak segan konsultasi dengan dokter. Terutama jika pasien mengalami luka yang tak kunjung sembuh, kaki sering bengkak, dan duduk selama berjam-jam sehingga kerap merasakan nyeri di bagian kaki dan organ tubuh lainya.
                Pasien juga perlu memperhatikan kondisi tubuhnya setiap hari. Apalagi, bagi mereka yang bekerja delapan jam setiap harinya dan harus duduk di depan computer. Melakukan gerakan ringan guna meregangkan otot-otot yang kaku penting untuk di lakukan agar tubuh tidak pegal dan rasa nyeri sedikit berkurang.
                Nyeri dan pegal adalah faktor pemicu. Jadi, kalau sering merasakan hal tersebut, selain melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter, melakukan gerakan ringan penting untuk dilakukan. Jika terus di diamkan jelas sangat mengganggu kegiatan sehari-hari dan dapat terjadi pembekuan darah.
                                                                                PERHATIKAN TANDA-TANDA DAN GEJALA DVT-VTE
Gejala DVT
                Waspadai bila tubuh mengalami perubahan. Misalnya pembengakakan pada kaki, luka tak kunjung sembuh, terjadi kemerahan atau perubahan warna, pelebaran pada pembuluh darah vena, dan kulit terasa lebih hangat. Apabila hal tersebut sering terjadi, ada baiknya segera berkonsultasi ke dokter. Jika diabaikan, dapat mengganngu kerja organ vital, bahkan dalam jangka waktu yang tidak dapat di tentukan, dapat menyebabkan kematian mendadak.
Gejala VTE
                Untuk gejala jenis pembekuan darah ini, umumnya lebih menyerang organ vital, seperti jantung dan paru-paru. Maka, penting di waspadai bila terjadi keluhan, seperti sesak napas, nyeri dada, denyut jantung cepat, dan batuk berdarah. Tak jauh berbeda dengan gejala DVT, jika VTE diabaikan, akan mengganggu kerja organ-organ vital dan tak jarang dapat mengancam jiwa. Penanganan sejak dini dengan dokter ahli penting untuk dilakukan.

Waspada Penyakit Pembekuan Darah


enyakit darah beku merupakan suatu penyakit yang di sebabkan oleh darah yang menggumpal dan menyumbat di dalam tubuh. Darah beku umumnya dapat terjadi di bagian tubuh mana saja, seperti otak, pembuluh darah vena, jantung, paru-paru, dan bagian kaki manusia. Pembekuan darah mejadi salah satu penyebab kematian utama di Indonesia. Hal ini disebabkan peyakit pembekuan darah berkaitan dengan stroke dan jantung.
                Stroke dan jantung adalah penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia. Sebesar 80-85 persen stroke adalah stroke iskemik yang di sebabkan oleh trombosis atau pembekuan darah. Sementara, jantung menyumbang 70 persen, yang juga diakibatkan oleh trombosis.
                Secara garis besar thrombosis adalah suatu kondisi terjadinya pembentukan gumpalan-gumpalan darah di dalam pembuluh darah manusia. Sehingga, tak jarang kondisi tersebut menimbulkan masalah dan menjadi sumber penyakit. Trombosis dapat terjadi pada pembuluh darah manapun dan dapat menimbulkan risiko yang fatal apabila menghambat aliran darah menuju ke organ vital.
                Trombosis bisa terjadi akibat gangguan keseimbangan antara faktor koagulan, antikoagulan, dan fibrinolysis.
                Berdasarkan gejalanya, penyakit darah beku ini dibagi menjadi dua jenis, yakni venous thrombo embolism (VTE), yang menyebabkan embolus. Embolus adalah lepasan bekuan darah yang kemudian melayang-layang di pembuluh darah. Dan embolus-embolus inilah yang mejadi ancaman ketika dibawa darah jalan-jalan sampai ke paru-paru sehingga dapat menyebabkan kematian mendadak.
                Sementara itu jenis lainya bernama deep vein thrombosis (DVT) yang merupakan pembekuan pada pembuluh darah vena bagian dalam. DVT umumnya terjadi keluhan pada kaki yang sering pegal-pegal, membengkak, megalami perubahan warna, dan terasa nyeri.
                Beberapa penelitian dari organisasi kesehatan dunia (WHO) mengungkapkan bahwa kejadian pembekuan darah jenis VTE setiap tahunya meningkat sesuai dengan umur. Perbandingannya dengan angka kejadian 1 per 10 ribu hingga 20 ribu populasi di bawah umur  15 tahun. Begitu juga yang terjadi pada kasus usia di atas 80 tahun, meningkat secara eksponsensial sesuai dengan umur tersebut hingga 1 per seribu kasus per tahunya.
                Setiap orang berisiko mengalami VTE maupun DVT. Namun, orang dengan kondisi tertentu memiliki potensial lebih besar menglami VTE. Faktor, risiko VTE sendiri bersifat multifactorial, seperti umur, jenis kelamin, faktor genetik, kebiasaan merokok, kanker, diabetes melitus, dan hipertensi.
                Selain itu, faktor paparan atau pencetus, seperti operasi               , stroke, infeksi paru, infrak jantung, inflamasi, gemar merokok, serta gaya hidup yang tidak sehat juga menjadi faktor penyakit pembekuan darah jenis VTE. Kebiasaan sering berbaring lebih dari tiga hari (economy class syndrome) atau duduk lebih dai delapan jam juga menjadi faktor pemicunya.
                Untuk itu, dalam mencegah dan mengobati penyakit tersebut, dibutuhkan terapi dengan menggunakan teknologi terbaru, seperti terapi antigoakulan. Terapi ini berpotensi mematikan darah yang beku sehingga aliran darah kembali lancer.
                Sebagian besar kasusnya terlambat ditangani. Maka pencegahan sejak dini penting untuk dilakukan. Misalnya, jika terjadi pembengkakan di kaki, sering nyeri, dan sebagian harus segera di konsultasikan ke dokter.
                Sebagian kasus memang dapat dicegah, dengan mencari tahu faktor resiko genetic dan tak segan konsultasi dengan dokter. Terutama jika pasien mengalami luka yang tak kunjung sembuh, kaki sering bengkak, dan duduk selama berjam-jam sehingga kerap merasakan nyeri di bagian kaki dan organ tubuh lainya.
                Pasien juga perlu memperhatikan kondisi tubuhnya setiap hari. Apalagi, bagi mereka yang bekerja delapan jam setiap harinya dan harus duduk di depan computer. Melakukan gerakan ringan guna meregangkan otot-otot yang kaku penting untuk di lakukan agar tubuh tidak pegal dan rasa nyeri sedikit berkurang.
                Nyeri dan pegal adalah faktor pemicu. Jadi, kalau sering merasakan hal tersebut, selain melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter, melakukan gerakan ringan penting untuk dilakukan. Jika terus di diamkan jelas sangat mengganggu kegiatan sehari-hari dan dapat terjadi pembekuan darah.
                                                                                PERHATIKAN TANDA-TANDA DAN GEJALA DVT-VTE
Gejala DVT
                Waspadai bila tubuh mengalami perubahan. Misalnya pembengakakan pada kaki, luka tak kunjung sembuh, terjadi kemerahan atau perubahan warna, pelebaran pada pembuluh darah vena, dan kulit terasa lebih hangat. Apabila hal tersebut sering terjadi, ada baiknya segera berkonsultasi ke dokter. Jika diabaikan, dapat mengganngu kerja organ vital, bahkan dalam jangka waktu yang tidak dapat di tentukan, dapat menyebabkan kematian mendadak.
Gejala VTE
                Untuk gejala jenis pembekuan darah ini, umumnya lebih menyerang organ vital, seperti jantung dan paru-paru. Maka, penting di waspadai bila terjadi keluhan, seperti sesak napas, nyeri dada, denyut jantung cepat, dan batuk berdarah. Tak jauh berbeda dengan gejala DVT, jika VTE diabaikan, akan mengganggu kerja organ-organ vital dan tak jarang dapat mengancam jiwa. Penanganan sejak dini dengan dokter ahli penting untuk dilakukan.

0 comments:

galery